Sekilas Tentang Politik Kampus Periode Baru, Kepengurusan Baru, Sistem Pun Baru! UNSURI
Kurang lebih sembilan puluh hari yang lalu atau tiga bulan yang lalu pada 29 Juli 2010 Universitas Sunan Giri, tepatnya Fakultas Agama Islam mempunyai sebuah pesta hajat yang berbau politik yang merupakan acara yang cukup penting dalam sejarah kampus tiap tahunnya dengan wajah yang berbeda, yakni Pemilu Raya dalam rangka pemilihan presiden BEM FAI periode 2010-2011.
Kurang lebih sembilan puluh hari yang lalu atau tiga bulan yang lalu pada 29 Juli 2010 Universitas Sunan Giri, tepatnya Fakultas Agama Islam mempunyai sebuah pesta hajat yang berbau politik yang merupakan acara yang cukup penting dalam sejarah kampus tiap tahunnya dengan wajah yang berbeda, yakni Pemilu Raya dalam rangka pemilihan presiden BEM FAI periode 2010-2011.
Pemilihan tersebut sungguh istimewa dan sistemnya pun masih baru dilaksanakan di BEM FAI yang menggunakan dan menerapkan demokrasi pancasila bahwa setiap orang berhak untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan presiden BEM FAI periode 2010-2011 yang dikemas sesuai dengan azas Luberjurdil. Berbagai proses telah dilalui sampai akhirnya masuk ke proses pemungutan suara untuk mengetahui siapakah presiden BEM FAI periode 2010-2011 yang terpilih dan akan membawa perubahan baru bagi kemajuan Fakultas Agama Islam? Semuanya ada di tangan warga mahasiswa Fakultas Agama Islam yang mempergunakan hak pilihnya sebagai mahasiswa yang peka akan politik kampus yang demokrasi.
Suasana pemungutan suara cukup tegang ramai karena kali ini para calon merupakan sosok yang tak sing bagi warga kampus. Di kursi tunggu para calon juga terlihat tegang walaupun raut muka para calon tak terlihat tegang. Sebuah malam tegang yang ramai di iringi ramainya para pendukung yang disauti oleh lentikan suara jangkrik di sekitar kampus yang ebagian besar memang area persawahan tersebut semakin membuat malam menjadi ramai meski jarum jam mengisyaratkan sudah terlalu larut. Keramain tersebut memihak kemenangan pasangan kandidat calon no. 1 yakni Taufiqurrahman (PAI semester V pagi) dan wakil beliau Afif (PAI semester V malam).
Dengan hati yang berbunga kandidat terpilih berkata pada public kampus bahwa ,”Motivasi saya ialah untuk mengaktifkan kembali keberadaan BEM FAI secara fungsional sesuai dengan struktural yang ada dan menghapus paradigma lama tentang penyaringan menjadi anggota BEM terjadi pada kepengurusan lama”.
Pasangan ini mempunyai visi dan misi, yakni:
1) ingin menjadikan BEM sebagai percontohan dari organisasi di Universitas Sunan Giri (UNSURI).
2) mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan di FAI.
3) mensinergikan dan memperlancar hubungan komunikasi antara pimpinan fakultas dan para pengurus BEM.
BEM adalah suatu organisasi intra kampus yang memiliki peranan sangat penting dalam menaungi dan mewadahi seluruh kegiatan kemahasiswaan guna untuk menyalurkan bakat dan minat yang ada di dalam diri mahasiswa sehingga bakat tersebut dapat berkembang serta memiliki nilai guna yang tinggi di lingkungan masyarakat setelah mereka lulus dari UNSURI. BEM juga bisa dikatakan sebagai sublimasi dari sistem pemerintahan negara kita karena universitas dan BEM merupakan miniature dari sebuah Negara serta sistem birokrasinya.
Dalam struktural BEM kekuasaan tertinggi ialah Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) yang menaungi dan mengontrol kinerja para anggota BEM serta memberikan surat keputusan sebagai teguran secara formal untuk anggota BEM yang pasif secara fungsional. BEM sendiri dipegang oleh presiden mahasiswa (presma) fakultas beserta menteri-menteri di bawahnya.
Dalam pergantian periode baru selalu ada momen penting untuk memberikan legitimasi terhadap DPM dan BEM FAI terpilih yakni proses pelantikan yang akan diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober 2010,tepatnya pukul 08.00 WIB di Auditorium Rektorat Unsuri lantai dua. Pelantikan tersebut dilakukan oleh Dekan FAI, Drs. H. Musyawir Baihaqi, M.Pd.I yang akan melantik anggota DPM dan BEM. Selain itu juga membahas tentang rapat kerja raker BEM FAI periode 2010-2011 mengenahi program-program ke depan selama setahun.
Dalam periode baru ini memiliki sistem birokrasi baru mengenai penyeleksian anggota DPM dan BEM yakni secara selektif dan objektif. Jika ada anggota yang pasif, maka akan di reshuffle dan digantikan oleh aggota baru yang berkompeten dan mempunyai dedikasi yang tinggi dalam mewujudkan suatau perubahan demi kemajuan FAI dan Unsuri. Periode baru ini mempunyai kabinet baru yakni “ Generation Transformation ” yang di harapkan dapat melahirkan generasi-generasi yang ulet, cakap, cekatan serta berjiwa pemimpin masa depan dengan berlandaskan pada AD/ART sebagai undang-undang yang harus di patuhi.