Jumat, 06 Mei 2011

lagu terakhir untuk mita "the virgin" dari virginity

lagu terakhir untuk mita

oleh: Mutiara Deminamacinta Mimitslalu " virginity "

Sudah hampir dua jam Mita mondar-mandir mengelilingi kamarnya, gadis ini terlihat sangat gelisah. Berulang kali dia melirik hp kecil yang ada di tempat tidurnya, tapi tak ada satu pun pesan masuk yang tampak di hp itu.

“Kamu kemana, sih? Kok sms ku nggak di balas-balas” gerutu Mita sambil memencet nomer telepon dengan cepat.

Sebelum Mita sempat menelpon, sebuah SMS masuk dan di layar ponsel itu tertulis My Prince. Secepat kilat dia membuka SMS itu lalu membacanya dengan tidak sabar. Ternyata orang yang selama ini dia tunggu itu baru saja selesai bertanding dalam turnamen voli. Setelah membalas SMS itu, Mita memejamkan matanya untuk tidur, karena malam telah larut.

Keesokan harinya...

Seperti biasa, Mita selalu mengirimkan ucapan selamat pagi pada kekasihnya sebelum dia berangkat kuliah. Namun, hatinya kembali tak tenang ketika sang kekasih belum juga membalas SMS-nya hingga sore hari. Berkali-kali dia mengirimkan SMS, hingga akhirnya balasan yang ditunggu datang.
-aku udah solat dan makan kok-

Mita langsung membalas SMS itu, tapi setelah beberapa kali SMS-an, dia merasa ada yang aneh dengan pesan dari kekasihnya itu. Hingga akhirnya dia tahu kalau ternyata yang membalas SMS itu bukanlah Ikmal pacarnya, tapi temannya. Hal itu membuat Mita sangat marah dan tidak membalas SMS itu lagi. Dia berharap pacarnya akan menghubunginya dan meminta maaf langsung padanya.

Tapi pertengkaran itu malah berlanjut hingga malam hari. Meskipun Ikmal telah meminta maaf, tapi Mita masih juga kesal dengan sikap Ikmal yang tidak mau membalas SMS-nya. Dan malam itu pun berakhir tanpa ada SMS dari keduanya.

Pertengkaran kedua pasangan itu berakhir dengan kata putus yang dikirimkan lewat SMS oleh Ikmal. Hal itu membuat Mita yang sejak awal sudah sedih akhirnya menangis di depan sahabat-sahabatnya. Dia tidak menyangka pacar yang selama ini sangat dicintainya ternyata tega memutuskan hubungan mereka begitu saja. Namun, setelah mendengar alasan Ikmal yang sudah merasa tidak nyaman lagi dengan dia, Mita akhirnya menerima keputusan itu dengan hati yang hancur.

Malam harinya, Mita yang masih stres dengan kenyataan yang menyakitkan itu mendadak jatuh sakit. Tubuhnya demam dan kadang dia menggigil. Dia berharap Ikmal akan menghubunginya dan bilang kalau mereka tidak jadi putus. Tapi harapan itu, hanya menjadi harapan semata, karena tak satu pun SMS dari Ikmal yang masuk ke hp-nya.

* * *
Sudah hampir seminggu Mita sakit, hingga akhirnya dia harus di rawat di rumah sakit. Tapi kondisinya belum juga membaik. Maag yang selama ini di deritanya ternyata sudah sangat parah hingga menimbulkan pendarahan. Dokter pun mengatakan kalau salah satu faktor yang menyebabkan penyakit Mita semakin parah adalah stres yang dialaminya hingga membuat kondisi tubuhnya menurun.

Dara, sahabat Mita yang paling mengerti keadaan Mita hanya bisa menatap iba tubuh sahabatnya yang sekarang terkulai lemah diatas tempat tidur. Wajahnya pucat dan tubuhnya semakin kurus. Dara sangat mengerti perasaan Mita yang merasa sangat kehilangan Ikmal. Kadang samar-samar dia mendengar Mita menyebut nama Ikmal dalam tidurnya, dan hal itu membuat Dara menangis, tak sanggup melihat penderitaan yang di rasakan oleh sahabatnya itu.

“Mit, gmn keadaan kamu sekarang?” tanya Dara ketika sahabatnya baru saja bangun.

“Alhamdulillah udah mendingan, udahlah nggak usah cemas gitu” jawab Mita, wajahnya terlihat pucat.

“Kamu masih mikirin Ikmal, ya?”

“Maksud kamu?”

“Dari kemarin aku dengar kamu memanggil nama Ikmal berkali-kali saat kamu lagi tidur. Kamu kepikiran dia lagi?” tanya Dara cemas.

“Iya, aku kangen sama dia. Apa dia menghubungiku?” jawab Mita.

“Setahu aku, sih, belum ada SMS ataupun telepon dari dia. Kenapa?”

“Enggak apa-apa, cuma mau tahu aja dia peduli atau nggak” jawabnya, wajahnya terlihat sedih.

“Apa perlu aku telepon dia untuk kasih tahu keadaan kamu?”

“Enggak usah, aku nggak mau dikasihani sama dia.”

Dara hanya bisa diam mendengar jawaban sahabatnya itu. Rasa kagum dan sedih bercampur di hatinya. Kagum akan ketegaran sahabatnya itu, tapi sedih melihat penderitaan yang harus dialami Mita. Dara tahu di saat sakit seperti itu, pasti Mita ingin Ikmal ada bersamanya, dan nggak meninggalkannya seperti ini.

Hampir tiga minggu Mita di rawat di rumah sakit, dan selama itu juga Dara selalu memperhatikan perkembangan kesehatan sahabatnya itu. Setiap kali Mita merasa sakit di tubuhnya ataupun tubuhnya demam, Mita selalu mendengarkan sebuah lagu ciptaan Ikmal, mantan kekasihnya. Dan seperti mukjizat, keadaan Mita perlahan membaik setelah mendengar lagu itu. Dara akhirnya mengerti kerinduan Mita pada Ikmal sangatlah besar hingga menyiksa seluruh tubuhnya bukan hanya hatinya.

Hingga suatu hari, tanpa sepengetahuan MIta, Dara menelpon Ikmal yang ada di luar kota. Dia menceritakan keadaan Mita pada cowok itu, dan dia juga meminta Ikmal untuk datang menemui Mita. Tapi, Ikmal masih belum juga mau menemui Mita.

“Aku mohon sama kamu, Mita butuh kamu. Tolong datanglah ke Jakarta dan temui Mita walaupun hanya sebentar” ucap Dara.

“Aku belum bisa menemui dia, lagipula kehadiranku malah bisa membuat dia semakin sakit” jawab Ikmal.

“Satu kali saja, tolong temui dia. Mungkin dengan bertemu denganmu dia bisa sembuh. Atau kamu akan menyesal” paksa Dara.

“Apa maksud kamu? Memang penyakitnya itu parah?”

“Datang dan lihatlah sendiri keadaan Mita sekarang. Sebelum kamu menyesal untuk selamanya” ucap Dara sebelum mengakhiri teleponnya.
* * *
Beberapa hari setelah telepon itu, Ikmal mengabari Dara kalau dia akan ke Jakarta untuk menemui Mita. Dara yang mendapat kabar menggembirakan itu langsung menemui Mita. Tapi sayangnya Mita sedang tidur saat itu. Dara hanya bisa menunggu, sampai Ikmal tiba di Jakarta dua hari lagi.

Hari itu akhirnya tiba juga. Ikmal, orang yang selama ini di tunggu kedatangannya oleh Mita dan Dara akhirnya datang. Dia meminta Dara mengantarkannya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Ikmal terdiam melihat keadaan gadis yang ada di kamar rawat itu. Sosok yang selama ini tidak pernah di jumpainya, kini dilihatnya dengan kondisi yang memprihatinkan. Selang infus terpasang di tangannya, matanya terpejam, tapi di kedua telinganya terpasang headset agar Mita bisa selalu mendengarkan lagu musik yang bisa menenangkannya.

“Dia hanya sedang tidur. Tunggu saja, sebentar lagi juga dia bangun” ucap Dara yang berdiri di belakang Ikmal.

“Sudah berapa lama dia seperti ini?” tanya Ikmal, dia mulai berjalan mendekati tempat tidur Mita.

“Hampir satu bulan dia terbaring di tempat tidur itu. Sekarang coba kau dengar lagu yang sedang di dengarkan Mita” ucap Dara sambil melepas satu headset itu dan memberikannya pada Ikmal.

Ikmal terkejut ketika mendengar lagu itu, lagu yang pernah dia ciptakan untuk Mita dulu. Dia tidak menyangka gadis itu masih menyimpan rekaman lagu itu. Kedua matanya menatap wajah Mita yang tertidur.

“Itulah yang membuat Mita bertahan selama ini. Itu yang dia lakukan bila sedang merindukanmu. Suaramu yang sangat dia rindu” ucap Dara.

Ikmal yang masih merasa terkejut perlahan memegang tangan Mita, kedua matanya tak lepas dari wajah Mita. Terlihat masih ada kasih sayang yang dalam dari tatapan itu. Tiba-tiba tangan yang di pegang Ikmal bergerak, Mita bangun dari tidurnya. Dan dia terkejut ketika ada seorang cowok duduk di sampinya sambil memegang tangannya.

“Tenang, Mit. Dia Ikmal, orang yang selama ini kamu rindu” ucap Dara.

“Ikmal? Kenapa bisa ada disini?” tanya Mita yang masih terkejut.

“Maaf, ya. Aku yang menelpon dia dan meminta dia untuk datang menjengukmu. Karena aku nggak tega melihat kamu seperti ini terus.”

“Kenapa kamu bisa sampai kayak gini? Kenapa kamu nggak menjaga kesehatanmu?” tanya Ikmal yang masih tetap menatap wajah Mita.

“Itu bukan urusanmu” sahut Mita sambil melepaskan genggaman Ikmal.

“Waktu itu kamu kan udah janji, bisa terima keputusanku untuk mengakhiri hubungan kita, dan berjanji akan baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang kamu kayak gini?”

Mita hanya diam dan memalingkan wajahnya dari Ikmal. Sementara Ikmal masih terus berbicara pada Mita. Dara yang melihat itu hanya berharap keadaan Mita akan membaik setelah bertemu Ikmal. Dan ternyata benar, setelah berdebat cukup lama akhirnya Mita dan Ikmal mulai akrab kembali. Wajah Mita yang tadinya pucat juga mulai berubah cerah.

Pertemuan antara Mita dan Ikmal terus berlangsung selama seminggu, dan selama itu keadaan Mita berangsur membaik. Suatu hari, Mita ingin pergi ke pantai bersama Ikmal, dia ingin melihat sunset bersama orang yang di cintainya. Walaupun awalnya dokter, orang tua Mita, dan Ikmal tidak setuju, tapi demi kesembuhan Mita, akhirnya mereka menyetujui permintaan Mita itu. Dan pergilah mereka berdua ke pantai untuk melihat sunset.

Di pantai itu, Ikmal menyanyikan lagu yang baru di buatnya untuk Mita. Lagu yang liriknya adalah ciptaan Mita, dulu dia pernah meminta Ikmal untuk menciptakan lagu dari lirik yang dibuatnya. Dan kini lagu itu telah selesai dan Ikmal menyanyikannya secara langsung untuk Mita.

Keadaan yang sangat romantis itu membuat Mita bahagia. Berkali-kali dia tersenyum dan tertawa saat bersama Ikmal. Kebahagiaan yang entah akan bertahan sampai kapan.

“Aku bahagia banget hari ini, karena bisa pergi sama kamu, tertawa dan melihat sunset bersama kamu. Dan yang lebih membahagiakan, aku bisa mendengar lagu itu secara langsung” ucap Mita sambil memandang langit.

“Aku juga senang bisa jalan sama kamu. Makanya kamu harus cepat sembuh, nanti kita bisa jalan-jalan lagi” sahut Ikmal.

“Iya. Rasanya aku nggak ingin ini berakhir, aku ingin terus bersama kamu. Bahagia seperti ini.”

Ikmal hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Mita. Lalu mencium kening Mita dengan lembut. Mita yang terkejut hanya bisa menatap Ikmal, lalu tersenyum.

“Aku sayang kamu. Cepat sembuh, ya” ucap Ikmal.

Air mata mengalir dari mata Mita. Suasana mengharukan itu terlihat sangat membahagiakan. Setelah itu mereka kembali ke rumah sakit karena Mita masih harus di rawat.
* * *
Sebuah kabar mengejutkan membuat Ikmal dan Dara datang ke rumah sakit lebih pagi dari biasanya. Keadaan Mita yang belakangan ini mulai membaik, tiba-tiba drop. Semua dokter dan perawat sibuk mengatasi keadaan itu. Sedangkan Ikmal, Dara dan keluarga Mita hanya bisa menunggu dan berdoa dari luar ruang ICU.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya dokter membolehkan mereka untuk masuk ruangan itu dan melihat kondisi Mita yang sudah sadar. Wajah gadis itu semakin pucat dan tubuhnya dingin. Tapi dia masih tersenyum saat melihat keluarga dan dua orang yang berharga baginya itu masuk ke kamarnya.

“Kamu nggak apa-apa kan, sayang?” tanya orang tua Mita.

“Aku baik-baik aja kok, Bu” sahut Mita yang masih lemah.

“Ikmal, aku mau mendengar kamu menyanyi. Tolong nyanyikan lagu itu sekarang. Aku mau dengar” ucap Mita dengan suara yang hampir seperti bisikan.

“Nanti saja, sekarang kamu istirahat dulu” sahut Ikmal.

“Aku mau mendengarnya sekarang. Aku lelah, ingin istirahat. Aku ingin mendengar lagu itu untuk menemani tidurku.”

“Nyanyikan saja” ucap Ibu Mita.

Akhirnya Ikmal menyanyikan lagu yang ingin di dengar Mita itu. Tangannya menggenggam tangan Mita yang dingin, Mita juga menggenggamnya dengan erat seperti tak mau lepas lagi. Perlahan matanya terpejam dan akirnya dia tertidur. Tapi bukan tidur biasa, karena monitor yang menunjukkan gerakan jantung Mita perlahan berhenti, hingga akhirnya sebuah garis muncul di monitor itu. Dan tak ada lagi pergerakan grafik detak jantung Mita. Ikmal yang dari tadi menggenggam tangan Mita merasa tangan Mita perlahan melepas genggamannya.

Mereka terus memanggil Mita, tapi dia tidak juga membuka matanya. Dokter juga sudah mengatakan kalau Mita telah pergi untuk selamanya. Air mata seperti tak bisa berhenti mengalir dari mata keluarga, Dara dan Ikmal. Mereka tidak menyangka, Mita yang mereka kira akan segera sembuh ternyata meninggalkan mereka secepat itu.

Begitu juga Ikmal, dia tidak mengira kalau lagu yang dia nyanyikan itu adalah lagu terakhir untuk Mita. Sebelum wajah Mita di tutupi kain putih, Ikmal mencium kening gadis yang pernah di cintainya itu dengan lembut.

“Selamat jalan, sayang. Maafkan aku yang telah membuatmu seperti ini. Semoga kau tenang disana.”

foto virginity

foto virginity
foto virginity

foto virginity
klik tulisan ADD A COMMENT untuk berkomentar - klik tulisan ADD A COMMENT untuk berkomentar - klik tulisan ADD A COMMENT untuk berkomentar