keterangan ini disusun pada waktu berdebat pada salah satu situs jejaring sosial
langsung saja kita mulai pembahasan ini(Epistemologi filsafat islam)
khabibieka;
Pandangan dunia (weltanschauung) seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya konsepsi dan pengenalannya terhadap "kebenaran" (asy-Syai fil khârij). Kebenaran yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang berkorespondensi dengan dunia luar dan realitas. Semakin besar pengenalannya, semakin luas dan dalam pandangan dunianya. Pandangan dunia yang valid dan argumentatif dapat melesakkan seseorang mencapai titik-kulminasi peradaban dan sebaliknya akan membuatnya terpuruk hingga titik-nadir peradaban. Karena nilai dan kualitas keberadaan kita sangat bergantung kepada pengenalan kita terhadap kebenaran. Anda dikenal atas apa yang Anda kenal. Wujud anda ekuivalen dengan pengenalan Anda dan vice-versa...
Akan tetapi, bagaimanakah kebenaran itu dapat dikenal? Parameter atau paradigma apa yang digunakan untuk dapat mengidentifikasi kebenaran itu? Mengapa kita memerlukan paradigma atau parameter ini? Dapatkah manusia mencerap kebenaran itu?
Kalau kita menilik perjalanan sejarah umat manusia, sebagai makhluk dinamis dan progresip, manusia acapkali dihadapkan kepada persoalan-persoalan krusial tentang hidup dan kehidupan, tentang ada dan keberadaan, tentang perkara-perkara eksistensial. Penulusuran, penyusuran serta jelajah manusia untuk menuai jawaban atas masalah-masalah di atas membuat eksistensi manusia jauh lebih berarti. Manusia berusaha bertungkus lumus memaknai keberadaannya untuk mencari jawaban ini. Till death do us apart, manusia terus mencari dan mencari hingga akhir hayatnya. Ilmu-ilmu empiris dan ilmu-ilmu naratif lainnya ternyata tidak mampu memberikan jawaban utuh dan komprehensif atas masalah ini. Karena uslub atau metodologi ilmu-ilmu di atas adalah bercorak empirikal.
udin:
Tuhan tidak menanyakan 5+5 itu berapa, tetapi 10 itu brpa? + brpa? = 10
Jadi menurut mas kongkrit nya ........ + ......... = 10
hidup adalah perubahan,. knsep perubahan nya seperti apa??
khabibieka;
wah...baru tau tuhan menanyakan hal itu secara implisit......(boleh jadi saya kurang memahami apa yang anda maksd.....hehehe, boleh anda jelaskan?)
hidup adalah perubahan (dalam konsep sosial-religius = hijrah) ketika dihadapkan pada dinamika kehidupan......satu hal yang menegaskan Qita semua bahwa ayat al-Qur'an ada yang mengatakan: "innalaha la yughayiru ma biqaumin, hatta yughayyiru ma bi anfusihim" adalah konsep perubahan yang dikehendaki bagi "Entitas Maha Mandiri" agar "Entitas2" lain merujuk dan mengamini apa yang menjadi kehendak-Nya.....
Till death do us apart, manusia terus mencari dan mencari hingga akhir hayatnya adalah suatu alasan mengapa manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup dalam kehidupan........untuk kemudian menegaskan suatu prinsip perubahan hidup.
wallahu 'alam....
salam....
udin;
realitas aktivitas idealitas
..... ....... 10
ontlogi epistimologi aksiologi
kainuunat sairuuraat shoiruurrat
-------------------------------------------------
hijrah = pindah,., adakah konsep lain yang lebih pas dengan kata perubahan,.,.???
maa biqoumin,. ma bianfuusihim,. ??????
banyak pilihan idealisme,.
ada yang menjadikan islam sebagai ideologi (Negara Islam),.,. apakah anda setuju, why???
ada yang menjadikan islam sebagai Agama yang melawan kempanan sebuah negara yang cenderung menindas,.,.,.,. apakah anda setuju,why???
khabibieka;
saya pikir kata "hijrah" cukup mewakili secara komprehensif terhadap definisi "perubahan"... hal ini terlihat dari konsep yang dibangun Nabi dalam memulai perubahan dengan hijrah. konsep hijrah dapat bermacam-macam.....bisa secara individu atau kelompok; bisa dalam arti sebenarnya, yaitu pindah-pergi-membangun secara geografis, atau secara eksplisit yaitu hijrah spiritual.... tujuannya satu yaitu menyongsong kondisi dan peradaban dinamis....
mengenai idiologi yang mengkonstruksi munculnya sebuah negara islam, saya berpendapat bahwa itu bisa saja terjadi seandainya konsep "hijrah" yang menjadi semangat perubahan merupakan etos sosial yang utuh. utuh disini maksudnya ialah utuh dengan konsistensi dan konsekuensi mengaplikasikan islam dalam kehidupan. saya tidak mengatakan harus setuju atau tidak, karena hal ini berkaitan dengan semangat "hijrah" orang islam....bisa jadi saya termasuk didalamnya sebagai pihak yang ikut memperjuangkan itu...tetapi bisa jadi saya merupakan "part of problem" yang hanya ikut mengamaini tanpa usaha memadai seperti yang dikehendaki dalam perjuangan... saya hanya berharap "konsep perubahan" weltanschauung sebuah peradaban islam dibangun bukan hanya dengan dasar emosional tapi benar2 dibangun oleh seluruh unsur yang menopangnya dengan kuat.
sedangkan islam sebagai agama perlawanan, bagi saya ini kurang pas.... islam adalah agama konstruktif.....sebagaimana alasan munculnya ialah "....Liutamima makarimal akhlak" memformulasi peradaban positif-dinamis-humanistik. kalau hanya "perlawanan" ruang gerak dan tujuannya akan terhenti sebagai "tujuan islam" ketika sudah tidak ada yang jadi lawah atau yang harus dilawan....meskipun saya menyadari "kemungkaran" tidak akan pernah habis, tapi kesannya ini provokarif dan emosional. toh agama islam bukan seperti apa yang dikatakan para orientalis : -islam berkembang dengan pedang- bukan?
baro;
sepakat saya islam berkembang dengan pedang, tapi kata hijrah kita harus mendefinisikan dulu baru bisa di katakan perubahan?
khabibieka;
islam di sebarkan dengan pedang adalah pendiskreditan fakta dan realitas dalam sejarah.......saya dapat berikan argumentasinya nanti....
baro;
saya sudah mengerti apa yang anda maksud tapi mungkin karna saya baru belajar kalau saya salah saya minta maaf tai bisa saya minta penjelasannya dari sini saya mendapatkan ilmu
khabibieka;
lebih pada porsi sejarah secara utuh tanpa ada tendensi yang tidak menguntungkan dan mengaburkan informasi faktual yang sebenarnya........
secara tendensius para orientalis kurang bijak dalam mengekplorasi fakta dan substansi sejarah Islam....
baro;
saya sepakat dengan apa yang anda katakan
khabibieka;
kita dapat membahasnya dengan lebih komprehensif bukan....?
baro;
gma dengan pendapat anda setelah meninggalnya NABI tejadi perpecahan dalam islam?
minta maaf kalau merubah konteks pembahasan?
khabibieka;
sejatinya perjalanan, alur dan pengemangan kultur sejarah Islam senantiasa akan bertemu konflik dan permasalahan sosial...... Nabi merupakan sebuah icon dinamis yang menjadi "uswah" bagi pengikutnya di seluruh dunia.... sehingga peradaban Madani dapat terbentuk dengan nyata.... seandainya perpecahan di kalangan umat islam merupakan masalah yang krusial dan mengkhawatirkan.... seyogyanya kita perlu sadar seberapa jauh sikap menjadikan uswah kita pada diri Nabi..... saya kira semua konteks idealitas dan realitas dalam islam semua merujuk 2 sumber yang sama dikalangan umat Islam.... tetapi kadang wawasan dan ilmu serta tafsiran sumber-sumber itu di ambil dengan proses yang berbaeda dan "alat" dan "media" yang berbeda juga. belum lagi interfensi "orang luar" yang ikutan bikin ruwet dari masa kemasa.....
udin;
hijrah hanyalah salah satu dari berbagai maca cara dari perubahan,.,. terlalu sempit kalau hijrah dikatakan sebagai perubahan,.,. perubahan (Kulliyat) Hijrah (jinsun min jinsun ukhra),.,.
kalau saya tidak sepakat kalau islam dikatakan sebagai sebuah ideologi,. karena islam itu agama bukan ideologi,.,. lalu apakah sama arti agama dan ideologi seperti kapitalisme, sosialisme, komunisme, marxisme dll,.,.
islam sebagai perlawanan dari dehumanisasi tanpa mengenal pandang bulu siapa pun yang melakukannya,. likulli musa fir'aun,. dan musuh yang nyata tidak pernah akan mati (Syaithon),.,.
islam pada mulanya adalah mendekonstruksi jahiliyah,. lalu menkonstruksi makarimal akhlak,.,.
perlawanan bukan berarti hanya dengan kekerasan,. malah menurut saya islam mencegah sekali terhadap timbulya kekerasan,.,. dan saya orang yang paling tidak sepakat dengan cara2 anarkis yang dilakukan oleh sebagian umat muslim,.,. masih byak cara2 yang lebih utama yang diajarkan nabi,.,.
khabibieka;
"Kuliayat dan jinsun ukhra" adalah reinterpretatif.... seandainya Konsep perubahan tidak terwakili oleh kata Hijrah, maka menurut hemat saya perubahan itu adalah ambigu dalam islam.....(bid'ah) karena tidak ada konsep awalnya dari sang Nabi... toh hanya konsep parsialistik saja bgitu kan...?
ini malah tidak solutif... toh "hijrah" itu inspirasi yang kuat dan menyeluruh untuk menjadi perubahan.....dan semua berawal dari "hijrah" move-move dan manuver-manuver serta loncatan-loncatan kehidupan menuju dinamis....kupas tuntas itu kawan.
idiologi dan agama adalah konsep spiritual yang identik, meski tidak sama. tetapi banyak hal yang menjadikan keduanya adalah sumber keyakinan manusia untuk mengenal ruang "Ilahiyah"....lihat saja kasus kapitalisme atau sosialisme.....semua berujung pada konflik fenomena agama dan sosial bkn....
jadi ini alur yang berbanding lurus antara idiologi islam dengan Islam itu sendiri (meski pembahasan itu bisa dikaji dari sudut pandang ilmu empiris yang bermacam-macam )
perlawanan terhadap dehumanisasi harus kongkrit...... dan tidak melulu itu. jika dengan konsep itu saja, bukan tidak mungkin yang terjadi adalah umat terinspirasi untuk salah dalam membangun pri-kehidupan dan peradaban. lagipula kata perlawanan identik dengan nuansa idiologis loh...
"likuli musa firaun" itu membuktikan.... masa jahiliyah terus berulang bkn? tapi itu bukan sesuatu yang perlu di selesaikan dengan konsep perlawanan.... tidak ada sejarahnya kaum jahiliyah melulu diperangi dan diinvasi....dan apapun yang terjadi kesannya bukan dilawan tetapi disadarkan dan persuasif....
ingat kawan...perlawanan perlu energi yang tidak sedikit, dan tidak semua bisa berlaku sama melawan... diluar itu, agama kita yang memberi ruang pada umatnya untuk berkiprah dengan proporsional...
udin;
Perubahan adalah dakwah
Dengan tiga cara Hikmah, Maw'dzoh dan Mujadalah Billati hiya ahsan,.,. Nakli
Hijrah Referensi Sejarah dalil akli yang menjelaskan salah satu dari tiga cara tersebut,.,.
Man Sanna Khairon palahu ajru mitslu paa'iluhu,. (Al-Hadits) Kullu Bid'atun Dolalatun (Al-Hadits),.,.
membuat sesuatu yang baru dan tidak dicontohkan nabi itu malah dianjurkan selama itu membawa kemaslahatan untuk umat dan tidak bertentangan dengan ajaran ISlam,.,. (ingat juga kisah Muad bin Jabal),.,.
Bid'ah dholalah itu jelas tidak boleh,.
agama itu aturan dari tuhan,.,. (SAKRAL)
ideologi adalah aturan yang dibuat manusia (SEKUlER)
kadang-kadang kita menggunakan nama Allah atau Islam untuk kepentingan pribadi saja,.
apakah sama SAKRAL dan SEKULER..????
maksud saya Musuh yang kita lawan itu yang lebih nyata yaitu Syaithon itu lah musuh yang paling nyata,.,. pertama yang ada pada diri kita sendiri Syaetan sombong (I'jabu birro'yi)
khabibieka;
sesungguhnya anda juga ijtihadi......mungkin juga sepertinya konsep bid'ah paham wahabi jaman dahulu terlalu melekat kuat pada anda.....hati-hati bisa-bisa itulah taqlid sejati akhi...
wallahu 'alam
saya paham konsep dakwah.....malah saya pun berusaha berkecimpung didalamnya untuk membangun peradaban islam kembali.....
udin;
Anda mengatakan saya ijtihadi,. taklid sejati, bid'ah wahabi,.,.
argumentasi nya apa???
khabibieka;
sederhana....... dari pandangan pandangan ulama mutaqaimin yang anda sitir..... sedangkan wilayah yang diusung filosof iluminisionisme memberi pandangan yang lebih luas tidak terpatok skaral dan sekulerisme....
udin;
Anda baru tahap historis dan sistematis dalam mempelajari filsafat ,. sehingga anda terlalu plagiat dalam mengungkapkan sesuatu,.,. coba kritis sedikitlah,. atau anda mencoba menjadi filosof yang bebas taklid buta terhadap para penghayal filosofis,.,.
menurut saya anda terlalu cepat dalam mengambil conclusi yang tidak sesuai dengan primes mayor dan minor nya,.,.
dan sebagai seorang yang sedang berfilsafat anda kurang bijaksana dalam mengambil keputusan sehingga terlalu capat menhukumi orang lain,.,.
dan perbincangan ini sudah tidak lagi ilmiah karena tidak lagi objektif,.,. anda terlalu membagakan subjek diri anda sendiri dalam berfilsafat,. subjektif BGT gitu loh,.,.,. jadi nget zaman skolastik,.,.
khabibieka;
waduh......
karena saya menghukumi orang lain...anda balas menghukumi saya....
sama sama...deh
makasih kritiknya....
udin;
sama-sama,.
ra'yuna Showab yahtamilul khotto
wa ro'yuka Showab yahtamilul Khotto
yang saya inginkan anda memberikan argumentasi yang jelas tentang pernyataan anda terhadap saya tidak absurd atau bias bahkan apologetik,.,.
khabibieka;
bahan-bahannya emg campur aduk....memetakan dengan satu sudut-pandang akan menuai ketidakpuasan patner diskusi kawan....
orang baru;
ga taw knp ya, sepertinya saya tidak melihat disebelah mana adanya pemikiran seorang Mulla Shadra nya..
mohon pencerahannya, Terima kasih..
orang baru;
Generasi telah datang dan pergi dari setiap zaman
Mereka mempertotonkan apa-apa yang ada dalam generai mereka
Mereka juga masing-masing bicara tentang akal budi juga kebenaran
Terkadang mereka dalam satu generasi berbantah-bantahan tentang kebenaran
Mereka saling menyalahkan atas nama kebenaran yang mereka pahami
Namun aku tak tahu mengapa mereka begitu?
Ada juga yang berdiri dan meyalahkan orang yang telah lama tiada
Lalu muncul lagi kelompok yang membenarkannya
Sebenarnya kebenaran apa yang mereka pedebatkan?
Yang satu “mengatakan inilah kebanaranku! Dan ini benar karena sesuai dengan yang ada”
Kemudian yang lain mengatakan “yang ada itu ada karena pikiranku yang ada dan mengadakannya
Aku tak tahu siapakah diantara mereka yang benar?
Aku hanya tahu mereka adalah orang-orang bingung yang melupakan kebenaran itu sendiri
Mereka tak pernah tahu apakah kebenaran itu
Andai mereka tahu mereka takan berdebat selama itu
Tapi sampai sekarang mereka tak pernah akur.
Mereka berdebat seumpama memahami sebuah rumah yang sudah jadi
Lalu mereka bertaya mana yang duluan dibuat? Atapnya, pondasinya, dindingnya atau lantainya.
Mereka dapat mengatakan dari mana saja yang duluan dibuat
Itu disebabkan karena mereka memperdebatkan sesuatu yang sudah jadi
Atau mereka berdebat mana yang duluan antara ayam dan telur?
Ayam ada dari telur dan telur berasal dari ayam!
Lalu manakah yang benar antara keduanya?
Aku tak tahu yang jelas aku takan memihak salah satunya.
Andai mereka terlahir sebelum adanya telur dan yang ada hanya ayam
Atau mereka terlahir sebelum adanya ayam dan yang ada adalah telur
Maka tetulah perdebatan itu akan terselesaikan.
Namun sayang mereka terlahir dimana keduanya ayam dan telur sama-sama ada
Menjadilah mereka bingung mana sebenarnya yang duluan ada.
Demikian juga dalam memahami kehidupan dan alam semesta yang sudah jadi ini,
Kita dapat berdebat ada dan tidak ada Tuhan karena segalanya telah ada,
Atau kita dapat berdebat mana yang duluan ada ide atau materi?
Mereka akan memimilh dan menyalahkan yang lain dengan membenarkan yang mereka pahami
Begitupun sebaliknya, lau siapa yang benar?
Mungkinkah kebenaran itu bergantung pada masing-masing pendapat?
Aku tak tahu apakah seperti apa!
Aku hanya meragukan kebenaran yang mereka pahami
Karena definisi yang diberikan berbeda-beda
Atau jangan-jangan itulah kesalahan dan bukan kebenaran.
Andai rasio mereka mau menerima ada yang tidak bersebab
Maka tentulah mereka takan berdebat selama dan sesia-sia ini
Karena kebenaran itu hanya satu yaitu kebenaran yang tidak terdefinisi
Kebenaran yang pada-Nya tidak berlaku hukum-hukum rasio
Yakni asal dan tujuan dari segala kenyataan.
khabibieka;
karena ini lah konsep filsafat seorang mula sadra ketika dengan anggun membanggun peradaban bayaniah menjadi burhaniah.... tanpa kehilangan sisi irfaniah...
sekian penjelasan kami tentang,,Epistemologi filsafat islam (konsep pemikiran mula sadra)
bagiaman opini anda??